Aku selayaknya jauh dari “sempurna”
Selamanya aku tak pernah “sempurna”
Tapi aku tak takut menjadi yang terindah
Aku punya otak yang terus mengolah
Beribu kata-kata yang kuanggap layak
Bisa dijadikan bagian ceritaku
Dalam rangkaian bahasa perasaanku
Aku coba browsing terus kata-kata
Aku search dari buku-buku pujangga
Aku download dari kata-kata sastrawan
Sepuluh kata baru terus kurengkuh
Tapi terkadang hilang termakan virus
Maka dari itu harus cepat-cepat kubuat
Kuabadikan ke dalam bait-bait sederhana
Aku manusia ilusi yang terus sembunyi
Kukirim kata-kataku secara sembunyi
Aku tak mau dianggap orang yang puitis
Aku mau hanya dianggap sampah publik
Meski terkadang aku merasa terbebani
Identitasku, jati diriku, biar aku yang tahu
Cukuplah tahu sebatas karya kecil-kecilanku